Tuesday, December 25, 2012

Our Generation

Have you watched 2012 Academy Music Award ? If you did, did you agree with the winner of the awards? If you did not agree then it means we are not belong to today's generation. 

Untuk MTV, sekarang bukan lagi disajikan untuk memenuhi keinginan dan selera generasi kita, generasi saya lebih tepatnya. Siapa tahu yang baca blog saya termasuk generasi saat ini, yaitu bisa dibilang generasi Justin Beiber dan Niki Minaj. Saat ini saya tidak lagi menikmati MTV dan Vchannel seperti dulu, dan sering sekali saya terheran heran, kenapa Rihanna harus berpakaian seperti itu, kenapa Nikki Minaj rambutnya seperti itu, kenapa Pink berubah, kenapa Christina Aguilera gendut tapi nyanyi pake celana dalam, kenapa stylist Justin Beiber abusing him with that kind of style, kenapa dan kenapa. Ketika pertanyaan2 itu muncul, saya sadar bahwa dunia MTV dan Vchannel sudah bukan milik generasi saya.

Begitu pula dengan film, perfilman saat ini seperti dituntut menambahkan tekhnologi pada setiap filmnya. Bahkan untuk film dengan settingan kunopun tetap ditambahkan unsur tekhnologinya. Contoh film Sherlock Holmes, Captain America, dll dsb. Beberapa waktu yang lalu saya menonton film Shawshank Redeption (1994), film yang dibuat sangat baik, setting, plot, dan cerita dibuat dengan rapih. Film typical 90an, seperti Forest Gump, God Father, mungkin akan membuat generasi sekarang bosan. Bahkan terkadang saya kecewa dengan beberapa film bagus saat ini yang malah menurut saya ternodai dengan ciri khas film saat ini. 

Ok, generasi saya bukan pemilik dunia hiburan yang sedang ngetrend saat ini. 

Tapi yang saya tahu, generasi saya saat ini adalah pemilik dunia business dan karir. This is our time to shine, jangan sampai kita kelewat lagi, jangan sampai kita menemui waktu ketika kita sadar bahwa business dan karir sudah dikuasai oleh generasi di bawah kita. Usia saya saat ini adalah usia produktif, usia yang dapat menduduki posisi kepemimpinan, usia dengan ide2 segar dan juga usia yang masih mau untuk belajar. 

Fyi, tulisan ini untuk menyemangati diri sendiri. *ngaca*

Tuesday, December 4, 2012

LIFE OF PI THE MOVIE


Tentu saja saya posting tentang film ini, film Life of Pi yang diangkat dari Novel Life of Pi. Karena film ini bagusssss bener, bikin saya deleg-deleg sampek kebawa mimpi. Terus terang saya belum membaca novelnya, tapi jika memang benar cerita film ini diangkat dari cerita novel, berarti cerita novel tersebut luar biasa, karena film Life of Pi ini bagus tidak hanya dari eksekusinya saja, tapi juga dari ide cerita.

Film ini menceritakan tentang pengalaman seseorang bernama Pi Patel yang konon satu-satunya manusia yang bertahan hidup dari bencana kapal tenggelam dan ditemani oleh seekor harimau Bengali. Diceritakan dari bagaimana seorang Pi Patel tumbuh menjadi pribadi yang mempunyai ketertarikan pada agama-agama yang ditemuinya, Hindu, Kristen dan Muslim. 

Pada alur cerita di film ini, Pi Patel didatangi oleh seorang penulis novel, untuk menceritakan pengalamannya yang katanya dapat membuatnya menjadi percaya akan Tuhan. Dari situ seorang Pi Patel menceritakan ceritanya dan pengalamannya, tentu saja ceritanya sangat indah, seru dan menantang. Namun dibalik cerita dari Pi Patel, ada makna yang disampaikan dan makna itu dirangkum pada akhir cerita. Hal ini yang bikin saya lhess pyar pyar cetar cetar..., what a brilliant thought, what a magnificent idea,...  

Pada intinya, Life of Pi adalah film/ cerita tentang indahnya kepercayaan terhadap Tuhan, dan untuk memilih menikmati keindahan atau tidak diserahkan pada pribadi masing-masing.

I can say that this movie represent when a great writer meets a great director.

pic taken from here 

berikut quote dari novel Life of Pi yang intinya sama dengan kata-kata bermakna di filmnya, 

“So tell me, since it makes no factual difference to you and you can't prove the question either way, which story do you prefer? Which is the better story, the story with animals or the story without animals?' Mr. Okamoto: 'That's an interesting question?' Mr. Chiba: 'The story with animals.' Mr. Okamoto: 'Yes. The story with animals is the better story.' Pi Patel: 'Thank you. And so it goes with God.”